Pola Hidup Sehat Tips Kecantikan Tips Jerawat
Cerita Lucu Lirik Lagu Gosip Artis Kata Mutiara Bijak Kumpulan Puisi
Bisnis Online Lowongan Kerja Peluang Usaha
Soal Matematika Tugas Sekolah
Resep Masakan Cara Membuat Blog Tips Blog Informasi Tips Rambut Fakta Unik Personal Blog
Thursday, January 5, 2012 | 12:21 AM | 0 Comments

Buto Cakil Pembayar Demonstran?

Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas.

 Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana. "Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah.

 Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?" 

"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.

 "Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari." 
Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli  okezone.com, 10 November
2009
Read more

Airport AbdurrahmanWahid


Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang. 

Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU. 

Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky.

 "Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. 

"Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!" Yah, kebalik. (mbs)

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli  Okezone.com, 24 Nopember
2009
Read more

Tak Punya Latar Belakang Presiden

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan. 

Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. 

"Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud. 

Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai. 

Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli okezone.com, 01 Desember
2009
Read more

Cuma Takut Tiga Roda


Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara. Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut. 

"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?" tanya seorang menterinya. 

"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!" (rhs)

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli okezone.com, 01 Januari 2010
Read more

Pengalaman Gus Dur Naik Haji

Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru. Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. 

Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan Harmoko. Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya.

 "Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut. Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya. 

Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden. Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai manuia, sesama setan jangan saling lempar." (rhs)

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli okezone.com, 11 Januari 2010
Read more

Kaum Almarhum

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?

Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya. Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur. 

 "Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli  gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008
Read more

Kuli dan Kyai


Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. 

Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan 12 serius dalam bahasa Arab. Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin! Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di sini?" "Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)

Sumber: diambil  dari kumpulan humor gusdur.pdf  dengan sumber asli okezone.com, Kamis, 2 April 2009 - 15:05 wib
Read more
 
Copyright Cerita Lucu-Banget | Humor Lucu © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.